Di tengah situasi konflik sosial yang berkepanjangan di Tanah Papua, banyak saudara-saudari kita hidup dalam ketakutan, kehilangan orang yang mereka cintai, dan terusir dari tanah kelahirannya. Derita ini menimbulkan kelelahan fisik, beban emosional, dan luka batin yang dalam.
Namun di tengah gelapnya situasi ini, Tuhan Yesus menyampaikan undangan kasih:
“Marilah kepada-Ku…”
Bukan hanya kepada yang kuat, tetapi justru kepada yang letih lesu dan berbeban berat. Ini adalah undangan pengharapan bagi semua orang Papua yang merindukan kedamaian sejati.
Yesus tidak menjanjikan bahwa badai akan langsung reda, tetapi Dia menjanjikan kelegaan—damai sejahtera yang mengalir dari hadirat-Nya. Ia menggendong kita dalam keletihan, dan menuntun langkah-langkah kita menuju pemulihan.
Aplikasi dalam Hidup kita saat ini:
- Datang kepada Tuhan dalam doa, mengangkat semua masalah kita yang terluka kepada-Nya.
- Menjadi pembawa damai di mana pun kita berada—melawan kekerasan bukan dengan kekerasan, tetapi dengan kasih dan pengampunan.
- Menghibur dan menguatkan sesama, mengingatkan bahwa tidak ada air mata yang sia-sia di hadapan Tuhan.
Marilah kita mendoakan mereka yang hidup dalam trauma saat ini: Tuhan Yesus, kami membawa beban penderitaan yang dialami oleh kami ke hadapan-Mu. Engkau tahu setiap jeritan hati yang tak terdengar oleh dunia. Berilah kelegaan dan kedamaian-Mu, agar setiap jiwa yang letih menemukan pengharapan di dalam Engkau. Bangkitkan suara-suara damai di tengah kekacauan. Amin.